Nama : Rinja Efendi
Nim : 14124080
Lokal : C
Semester : 1/ Pendidikan Dasar (Pascasarjana)
Mid : Pembelajaran Terpadu
Tanggal : 18 oktober 2014
1. Jelaskan
hakikat dan alasan pentingnya pembelajaran terpadu dilaksanakan.
Jawab :
Pembelajaran
terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat meningkatkan pemahaman konsep yang
dipelajarinya secara lebih bermakna, mengembangkan keterampilan menemukan
mengolah dan memanfaatkan informasi, selain itu juga menumbuhkembangkan sifat
positif kebiasaan baik dan nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan,
menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerjasama, toleransi, komunikasi
serta menghargai pendapat orang lain, serta dapat meningkatkan gairah dalam
belajar.
Hakikat dan alasan
pentingnya pembelajaran terpadu dilaksanakan karena model pembelajaran ini
merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik
secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep
serta prinsip secara holistik dan otentik. Pendidikan juga harus memperhatikan
perkembangan intelektual anak. Selain itu hakikat pentingnya pembelajaran
terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya yang
holistik dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik
maupun emosionalnya. Untuk itu aktivitas yang diberikan meliputi aktif mencari,
menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan yang holistik, bermakna,
dan otentik sehingga siswa dapat menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan
masalah-masalah yang nyata di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran terpadu
juga menekankan integrasi berbagai aktivitas untuk mengeksplorasi objek, topik,
atau tema yang merupakan kejadian-kejadian, fakta, dan peristiwa yang otentik.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi
anak. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara
terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara
belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa. Model pembelajaran
terpadu tidak hanya cocok untuk peserta didik usia dini, namun bisa juga
digunakan untuk peserta didik pada satuan pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA, karena
pada hakikatnya model pembelajaran ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif
mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan
otentik.
2. Bagaimanakah
sintaks pembelajaran terpadu sesuai dengan tuntutan muatan materi dan ketercapaian
hasil belajar agar dapat dilaksanakan di sekolah dasar.
Jawab
:
Langkah 1:
Menetapkan
bidang kajian yang akan dipadukan. Pada saat menetapkan beberapa bidang kajian
yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai dengan alasan atau rasional yang
berkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar oleh
peserta didik dan kebermaknaan belajar.
Langkah 2:
Langkah berikutnya dalam pengembangan model pembelajaran terpadu adalah
mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar dari bidang kajian yang
akan dipadukan dan melakukan pemetaan pada semua Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar bidang kajian per kelas yang dapat dipadukan. Kegiatan
pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh.
Beberapa ketentuan dalam pemetaan Kompetensi Dasar dalam pengembangan model
pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut.
1.
Mengidentifikasikan beberapa Kompetensi Dasar dalam berbagai Standar
Kompetensi yang memiliki potensi untuk dipadukan.
2.
Beberapa Kompetensi Dasar yang tidak berpotensi dipadukan, jangan
dipaksakan untuk dipadukan dalam pembelajaran. Kompetensi Dasar yang tidak
diintegrasikan dibelajarkan/disajikan secara tersendiri.
3.
Kompetensi
Dasar dipetakan tidak harus berasal dari semua Standar Kompetensi yang ada pada
mata pelajaran pada kelas yang sama, melainkan memungkinkan hanya dua atau tiga
Kompetensi Dasar saja.
4.
Kompetensi
Dasar yang sudah dipetakan dalam satu topik/tema masih bisa dipetakan dengan
topik/tema lainnya.
Langkah 3:
Setelah
pemetaan Kompetensi Dasar selesai, langkah selanjutnya dilakukan penentuan tema
pemersatu antar-Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Tema yang
dipilih harus relevan dengan Kompetensi Dasar yang telah dipetakan dan dapat
dirumuskan dengan melihat isu-isu yang terkini, kemudian baru dilihat
koneksitasnya dengan kompetensi dasar dari berbagai bidang kajian. Dengan
demikian, dalam satu mata pelajaran pada satu tingkatan kelas terdapat beberapa
topik yang akan dibahas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan
topik/tema pada pembelajaran terpadu antara lain meliputi hal-hal berikut.
1.
Tema, dalam pembelajaran terpadu, merupakan perekat
antar-Kompetensi Dasar yang terdapat dalam bidang kajian.
2.
Tema yang ditentukan selain
relevan dengan Kompetensi-kompetensi Dasar yang terdapat dalam satu tingkatan
kelas, juga sebaiknya relevan dengan pengalaman pribadi peserta didik, dalam
arti sesuai dengan keadaan lingkungan setempat.
3. Dalam menentukan topik, isu sentral yang sedang
berkembang saat ini, dapat menjadi prioritas yang dipilih dengan tidak
mengabaikan keterkaitan antar-Kompetensi Dasar pada bidang kajian yang telah
dipetakan.
Langkah 4:
Membuat matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik
pemersatu. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kaitan antara tema/topik
dengan kompetensi dasar yang dapat dipadukan.
Langkah 5:
Setelah membuat matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema pemersatu,
maka Kompetensi-kompetensi Dasar tersebut dijabarkan ke dalam indikator
pencapaian hasil belajar yang nantinya digunakan untuk penyusunan silabus.
Langkah 6:
Menyusun silabus pembelajaran terpadu, dikembangkan dari berbagai
indikator bidang kajian menjadi beberapa kegiatan pembelajaran yang konsep
keterpaduan atau keterkaitan menyatu antara beberapa bidang kajian.
Komponen penyusunan silabus terdiri dari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumber Belajar.
Langkah 7:
Setelah teridentifikasi peta Kompetensi Dasar dan tema yang terpadu,
selanjutnya adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada pembelajaran terpadu, sesuai dengan Standar Isi, keterpaduan terletak
pada strategi pembelajaran. Hal ini disebabkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar telah ditentukan dalam Standar Isi Rencana pelaksanaan
pembelajaran tersebut merupakan realisasi dari pengalaman belajar peserta didik
yang telah ditentukan pada silabus pembelajaran terpadu. Komponennya
terdiri atas: identitas mata pelajaran, Kompetensi Dasar yang hendak dicapai,
materi pokok beserta uraiannya, langkah pembelajaran, alat media yang
digunakan, penilaian dan tindak lanjut, serta sumber bahan yang digunakan.
Langkah-langkah
pembelajaran terpadu sama halnya dengan langkah-langkah pembelajaran pada
umumnya, yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap
evaluasi. Langkah- langkah tersebut tidak bersifat statis, namun bersifat
dinamis, luwes, fleksibel, dan dapat diakomodasikan dari berbagai model
pembelajaran.
3. Jelaskan
bagaimana melatihkan keterampilan berfikir, keterampilan sosial dan
keterampilan mengorganisasi dalam pembelajaran terpadu.
Jawab :
1.
Cara
melatih keterampilan berfikir yaitu, dengan cara memberikan pertanyaan efektif,
pemecahan masalah yang memungkinkan siswa untuk menggunakan keterampilan
berfikirnya, berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan
mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Kemampuan
menarik kesimpulan yang benar dari data yang diberikan dan mampu menentukan
ketidak-konsistenan dan pertentangan dalam sekelompok data merupakan bagian
dari keterampilan berfikir kritis. Dengan kata lain, berfikir kritis
adalah analitis dan refleksif.
2.
Cara
melatih keterampilan sosial yaitu, Keterampilan bercakap-cakap (lebih dari
sekedar berbicara), Contoh latihan/pengajaran ketrampilan bercakap-cakap untuk
anak-anak, humor, Hubungan dekat/persahabatan. Pembelajaran sopan-santun/adab
pergaulan.
Kemampuan anak bergaul
dengan orang dewasa, khususnya dengan orang-orang yang memiliki otoritas,
merupakan aspek penting perkembangan sosial mereka.
3.
Cara melatih keterampilan mengorganisasikan yaitu
tampak dalam bentuk seperti di bawah ini:
1. Memulai pembelajaran tepat waktu.
2. Materi ajar, alat dan bahan, atau sumber belajar telah dipersiapkan dengan matang.
3. Kegiatan rutin terjamin pelaksanaannya, misalnya, siswa segera menulis hal-hal penting yang mereka temukan/disampaikan guru tanpa harus diminta atau disuruh.
4. Mengakhiri pembelajaran tepat waktu.
1. Memulai pembelajaran tepat waktu.
2. Materi ajar, alat dan bahan, atau sumber belajar telah dipersiapkan dengan matang.
3. Kegiatan rutin terjamin pelaksanaannya, misalnya, siswa segera menulis hal-hal penting yang mereka temukan/disampaikan guru tanpa harus diminta atau disuruh.
4. Mengakhiri pembelajaran tepat waktu.
4. Jelaskan
alur penyusunan perencanaan pembelajaran terpadu dan beri contoh.
Jawab :
Dalam alur
penyusuanan perencanaan pebelajaran terpadu dapat kita jelaskan bagian – bagian
struktur pada alur penyusunan pembelajrananya, yaitu sebagai berikut :
1. Pada penetapan kajian
yang akan dibuat sebikanya sudah disertai dengan alasan atau rasionalyang
berkaitan pencapaian standar kompentensi dasar oleh perserta didik.
2. Pengembanga model
pembelajaran terpadu adalahmempelajaristndar kompentensi dasar dan dari bidnag
kajian yang akan dipadukan dna melakukan pemetaan pada semua standar
kompentensi dasar bidang kajian perkelas yang dapat dipandukan.
3. Penentuan tema pemersatu
antara- stnadar kompentensi dan kompentensi dasar harus relevan dengan
kompentensi dasar yang telah dipetakan dan dapat dirumuskan dengan melihat isu-
isu terkini.
4. Membuat matrik
keterhubungan kompentensi dasar dan tema / topik pemersatu merupakan tujuan
untukmenunjukakan kaitan antara tema/ topik dengan kompentensi dasar yang dapat
dipadukan.
5. Setlah membuat
matrik,maka dijabarkan kedalam indikator pencapaian hasil belajar nantinya
digunakan untuk penyusunan silabus.
6. Meyusun silabus terpadu
dapat dikembangkan dari berbagai indikator bidang kajian yang menjadikan
kegiatan pembelajaran yang konsep keterpaduan atau keterkaitan menyatu dalam
bidang kajian.
7. Menyusun perencana
pelakasanaan pembelajaran sesuai dengan standar isi,keterpaduan terletak pada
strategi pembelajaran.
Alur
Penyusun Pembelajaran Terpadu :
5. Analisislah
sebuah rencana pembelajaran terpadu dengan tema “kue ulang tahun”, kemungkinan
muatan materi yang bisa di integrasikan ke dalam tema tersebut.
1.
Bahasa
indonesia : mengenal teks cerita kue
ulang tahun dalam bahasa indonesia.
2.
Bahasa
indonesia : Menyampaikan teks cerita kue ulang tahun dalam bahasa yang
sederhana dengan kosa kata yang benar.
3.
SBDP
: mengenal cara dan hasil karya makanan khas daerah.
4.
SBDP
: menggambar ciri khas makanan daerah nusantara.
5.
PPKn
: menghargai teman yang lebih tua kita.
Muatan
materi yang bisa di intergrasikan ke dalam tema tersebut adalah teks cerita kue
ulang tahun, gambar-gambar makanan nusantara.
6. Jelaskan
landasan teoritis dan empiris untuk terlaksananya pembelajaran terpadu di
tingkat sekolah dasar.
Jawab :
1. LANDASAN TEORITIS yaitu: Kurikulum
2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarrkanStandar-standard based
education dan teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan
standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas
minimal warganegara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum dan
kurikulum dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas standar
nasional atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar
Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi
Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA,
SMK/MAK.
2. LANDASAN
EMPIRIS yaitu berupa temuan-temuan
penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media
pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar
siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar
dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya
belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual, akan lebih memperoleh
keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram,
video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan
lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau
ceramah guru. Akan lebih tepat dan
menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media
audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan
media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus
mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik
materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar