Senin, 27 Oktober 2014

MID Pembelajaran Terpadu (Pascasarjana)



Nama                            : Rinja Efendi
Nim                               : 14124080
Lokal                            : C
Semester                       : 1/ Pendidikan Dasar (Pascasarjana)
Mid                               : Pembelajaran Terpadu
Tanggal                        : 18 oktober 2014

1.      Jelaskan hakikat dan alasan pentingnya pembelajaran terpadu dilaksanakan.
Jawab :
Pembelajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna, mengembangkan keterampilan menemukan mengolah dan memanfaatkan informasi, selain itu juga menumbuhkembangkan sifat positif kebiasaan baik dan nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan, menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerjasama, toleransi, komunikasi serta menghargai pendapat orang lain, serta dapat meningkatkan gairah dalam belajar.
Hakikat dan alasan pentingnya pembelajaran terpadu dilaksanakan karena model pembelajaran ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik. Pendidikan juga harus memperhatikan perkembangan intelektual anak. Selain itu hakikat pentingnya pembelajaran terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya yang holistik dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun emosionalnya. Untuk itu aktivitas yang diberikan meliputi aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan yang holistik, bermakna, dan otentik sehingga siswa dapat menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran terpadu juga menekankan integrasi berbagai aktivitas untuk mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang merupakan kejadian-kejadian, fakta, dan peristiwa yang otentik. Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal ini dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa. Model pembelajaran terpadu tidak hanya cocok untuk peserta didik usia dini, namun bisa juga digunakan untuk peserta didik pada satuan pendidikan SMP/MTs dan SMA/MA, karena pada hakikatnya model pembelajaran ini merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik.

2.      Bagaimanakah sintaks pembelajaran terpadu sesuai dengan tuntutan muatan materi dan ketercapaian hasil belajar agar dapat dilaksanakan di sekolah dasar.
Jawab :
Langkah 1:
Menetapkan bidang kajian yang akan dipadukan. Pada saat menetapkan beberapa bidang kajian yang akan dipadukan sebaiknya sudah disertai dengan alasan atau rasional yang berkaitan dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar oleh peserta didik dan kebermaknaan belajar.
Langkah 2:
Langkah berikutnya dalam pengembangan model pembelajaran terpadu adalah mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar dari bidang kajian yang akan dipadukan dan melakukan pemetaan pada semua Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bidang kajian per kelas yang dapat dipadukan. Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh. Beberapa ketentuan dalam pemetaan Kompetensi Dasar dalam pengembangan model pembelajaran terpadu adalah sebagai berikut.
1.      Mengidentifikasikan beberapa Kompetensi Dasar dalam berbagai Standar Kompetensi   yang memiliki potensi untuk dipadukan.
2.      Beberapa Kompetensi Dasar yang tidak berpotensi dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan dalam pembelajaran. Kompetensi Dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan/disajikan secara tersendiri.
3.      Kompetensi Dasar dipetakan tidak harus berasal dari semua Standar Kompetensi yang ada pada mata pelajaran pada kelas yang sama, melainkan memungkinkan hanya dua atau tiga Kompetensi Dasar saja.
4.      Kompetensi Dasar yang sudah dipetakan dalam satu topik/tema masih bisa dipetakan dengan topik/tema lainnya.
Langkah 3:
Setelah pemetaan Kompetensi Dasar selesai, langkah selanjutnya dilakukan penentuan tema pemersatu antar-Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Tema  yang dipilih harus relevan dengan Kompetensi Dasar yang telah dipetakan dan dapat dirumuskan dengan melihat isu-isu yang terkini, kemudian baru dilihat koneksitasnya dengan kompetensi dasar dari berbagai bidang  kajian. Dengan demikian, dalam satu mata pelajaran pada satu tingkatan kelas terdapat beberapa topik yang akan dibahas. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan topik/tema pada pembelajaran terpadu antara lain meliputi hal-hal berikut.
1.             Tema, dalam pembelajaran terpadu, merupakan perekat antar-Kompetensi Dasar yang terdapat dalam bidang kajian.
2.             Tema yang ditentukan selain relevan dengan Kompetensi-kompetensi Dasar yang terdapat dalam satu tingkatan kelas, juga sebaiknya relevan dengan pengalaman pribadi peserta didik, dalam arti sesuai dengan keadaan lingkungan setempat.
3.             Dalam menentukan topik, isu sentral yang sedang berkembang saat ini, dapat menjadi prioritas yang dipilih dengan tidak mengabaikan keterkaitan antar-Kompetensi Dasar pada bidang kajian yang telah dipetakan.
Langkah 4:
Membuat  matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema/topik pemersatu. Tujuannya adalah untuk menunjukkan kaitan antara  tema/topik dengan kompetensi dasar yang dapat dipadukan.
Langkah 5:
Setelah membuat matriks keterhubungan kompetensi dasar dan tema pemersatu, maka Kompetensi-kompetensi Dasar tersebut dijabarkan ke dalam indikator pencapaian hasil belajar yang nantinya digunakan untuk penyusunan silabus.
Langkah 6:
Menyusun silabus pembelajaran terpadu,  dikembangkan dari berbagai indikator bidang kajian menjadi beberapa kegiatan pembelajaran yang konsep keterpaduan atau keterkaitan  menyatu  antara beberapa bidang kajian. Komponen penyusunan silabus terdiri dari Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumber Belajar.
Langkah 7:
Setelah teridentifikasi peta Kompetensi Dasar dan tema yang terpadu,  selanjutnya adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Pada pembelajaran terpadu, sesuai dengan Standar Isi, keterpaduan terletak pada strategi pembelajaran. Hal ini disebabkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar telah ditentukan dalam Standar Isi Rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut merupakan realisasi dari pengalaman belajar peserta didik yang telah ditentukan pada silabus pembelajaran terpadu. Komponennya terdiri atas: identitas mata pelajaran, Kompetensi Dasar yang hendak dicapai, materi pokok beserta uraiannya, langkah pembelajaran, alat media yang digunakan, penilaian dan tindak lanjut, serta sumber bahan yang digunakan.
Langkah-langkah pembelajaran terpadu sama halnya dengan langkah-langkah pembelajaran pada umumnya, yang meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Langkah- langkah tersebut tidak bersifat statis, namun bersifat dinamis, luwes, fleksibel, dan dapat diakomodasikan dari berbagai model pembelajaran.
3.      Jelaskan bagaimana melatihkan keterampilan berfikir, keterampilan sosial dan keterampilan mengorganisasi dalam pembelajaran terpadu.
Jawab :
1.      Cara melatih keterampilan berfikir yaitu, dengan cara memberikan pertanyaan efektif, pemecahan masalah yang memungkinkan siswa untuk menggunakan keterampilan berfikirnya, berfikir kritis termasuk kemampuan membaca dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan.  Kemampuan menarik kesimpulan yang benar dari data yang diberikan dan mampu menentukan ketidak-konsistenan dan pertentangan dalam sekelompok data merupakan bagian dari keterampilan berfikir kritis.  Dengan kata lain, berfikir kritis adalah analitis dan refleksif.
2.      Cara melatih keterampilan sosial yaitu, Keterampilan bercakap-cakap (lebih dari sekedar berbicara), Contoh latihan/pengajaran ketrampilan bercakap-cakap untuk anak-anak, humor, Hubungan dekat/persahabatan. Pembelajaran sopan-santun/adab pergaulan.
Kemampuan anak bergaul dengan orang dewasa, khususnya dengan orang-orang yang memiliki otoritas, merupakan aspek penting perkembangan sosial mereka.
3.      Cara melatih keterampilan mengorganisasikan yaitu tampak dalam bentuk seperti di bawah ini:
1. Memulai pembelajaran tepat waktu.
2. Materi ajar, alat dan bahan, atau sumber belajar telah dipersiapkan dengan matang.
3. Kegiatan rutin terjamin pelaksanaannya, misalnya, siswa segera menulis hal-hal penting yang mereka temukan/disampaikan guru tanpa harus diminta atau disuruh.
4. Mengakhiri pembelajaran tepat waktu.
4.      Jelaskan alur penyusunan perencanaan pembelajaran terpadu dan beri contoh.
Jawab :
Dalam alur penyusuanan perencanaan pebelajaran terpadu dapat kita jelaskan bagian – bagian struktur pada alur penyusunan pembelajrananya, yaitu sebagai berikut :
1.      Pada penetapan kajian yang akan dibuat sebikanya sudah disertai dengan alasan atau rasionalyang berkaitan pencapaian standar kompentensi dasar oleh perserta didik.
2.      Pengembanga model pembelajaran terpadu adalahmempelajaristndar kompentensi dasar dan dari bidnag kajian yang akan dipadukan dna melakukan pemetaan pada semua standar kompentensi dasar bidang kajian perkelas yang dapat dipandukan.
3.      Penentuan tema pemersatu antara- stnadar kompentensi dan kompentensi dasar harus relevan dengan kompentensi dasar yang telah dipetakan dan dapat dirumuskan dengan melihat isu- isu terkini.
4.      Membuat matrik keterhubungan kompentensi dasar dan tema / topik pemersatu merupakan tujuan untukmenunjukakan kaitan antara tema/ topik dengan kompentensi dasar yang dapat dipadukan.
5.      Setlah membuat matrik,maka dijabarkan kedalam indikator pencapaian hasil belajar nantinya digunakan untuk penyusunan silabus.
6.      Meyusun silabus terpadu dapat dikembangkan dari berbagai indikator bidang kajian yang menjadikan kegiatan pembelajaran yang konsep keterpaduan atau keterkaitan menyatu dalam bidang kajian.
7.      Menyusun perencana pelakasanaan pembelajaran sesuai dengan standar isi,keterpaduan terletak pada strategi pembelajaran.

Alur Penyusun Pembelajaran Terpadu :


5.      Analisislah sebuah rencana pembelajaran terpadu dengan tema “kue ulang tahun”, kemungkinan muatan materi yang bisa di integrasikan ke dalam tema tersebut.
1.      Bahasa indonesia  : mengenal teks cerita kue ulang tahun dalam bahasa indonesia.
2.      Bahasa indonesia : Menyampaikan teks cerita kue ulang tahun dalam bahasa yang sederhana dengan kosa kata yang benar.
3.      SBDP : mengenal cara dan hasil karya makanan khas daerah.
4.      SBDP : menggambar ciri khas makanan daerah nusantara.
5.      PPKn : menghargai teman yang lebih tua kita.
Muatan materi yang bisa di intergrasikan ke dalam tema tersebut adalah teks cerita kue ulang tahun, gambar-gambar makanan nusantara.
6.      Jelaskan landasan teoritis dan empiris untuk terlaksananya pembelajaran terpadu di tingkat sekolah dasar.
Jawab :
1.      LANDASAN TEORITIS yaitu: Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berdasarrkanStandar-standard based education dan teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum dan kurikulum dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas standar nasional atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA,
SMK/MAK.         
2.      LANDASAN EMPIRIS yaitu berupa temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual, akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru.  Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar