Kamis, 20 November 2014

Tugas Kelompok Pendidikan Dasar S2 Pasca sarjana 2014



BAB
I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami maksud komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujian atau bahasa lisan. (Tarigan:2008:4)
dan menuangkan pemikiran tersebut dalam bentuk wacana (karangan). Menurut Cochran (1993) menulis yang bagus tidak hanya mengoreksi pada ejaan, tata bahasa dan tanda baca, juga dimaksudkan mengekspresikan gagasan-gagasan secara tertulis (Farida Rahim, dkk, 2009).
Banyak guru khususnya guru SD sering mengeluh tentang kemampuan menyimak siswanya. Guru sering mengeluhkan keterbatasan siswanya dalam menangkap dan m dan menggunakan kata yang tepat. Disamping itu, guru juga mengalami kesulitan dalam menggunakan ejaan yang benar dalam menulis.
Oleh karena itu, penulisan makalah ini dilatar belakangi oleh pentingnya belajar menulis yang baik dan ingin menambah pengetahuan tentang membelajarkan kemampuan menulis siswa di sekolah dasar.
B.     Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, penulis memberikan batasan masalah, antara lain:
a.       Apa pengertian menyimak?
b.      Apa tujuan menyimak?
c.       Apa manfaat menyimak?
d.      Bagaimana proses pembelajaran menyimak?
e.       Apa saja jenis-jenis menyimak?
f.       apa saja strategi menyimak?

B.     Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui pengertian menyimak
b.      Untuk mengetahui tujuan menyimak
c.       Untuk mengetahui manfaat menyimak
d.      Untuk mengetahui proses menyimak
e.       Untuk mengetahui jenis-jenis menyimak
f.       Untuk mengetahui strategi pembelajaran menyimak













BAB
II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Menyimak
Salah satu diantara empat keterampilan berbahasa adalah menyimak. Untuk membedakan dengan keterampilan berbahasa yang lain, menyimak memiliki pengertian tersendiri. Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujian atau bahasa lisan. (Tarigan, 2008:3). Selanjutnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menyimak merupakan mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. (KBBI: 2003: 1066).
Kundharu Soddhono (2012) dalam Papaka (1976:77) menjelaskan bahwa menyimak yaitu kegiatan berbahasa manusia yang di anggap paling mudah dikenali adalah bahasa lisannya, komunikasi verbal dan berbicara merupakan komunikasi yang paling efektif dan efisien.
Menyimak adalah mendengarkan secara langsung ucapan atau petunjuk dari pendidik tentang cara melafalkan kata-kata atau kalimat dengan fasih dan benar dan sekaligus mempelajari artinya. (Jurnal Hunafa, 2010).
Menurut beberapa pendapat para ahli dalam Syukur Ghazali pengertian menyimak yaitu:
1.Menurut H.G. Tarigan          
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2.Menurut Drs. Hanapi Natasasmita
Menyimak adalah mendengarkan secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak.
3.Menurut Djago Tarigan
Menyimak dapat didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dari bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksikan atas makna yang terkandung dalam bahan simakan.
4.Menurut Russel & Russel
Menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.
5.Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S. Poerwadarminta)
Menyimak adalah mendengarkan (mempertahankan apa yang diucapkan orang), menyimak adalah latihan mendengarkan baik-baik.
6.Menurut Anderson dalam Tarigan (1994:28)
menyimak sebagai proses besarmendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang lisan.
7.Akhadi-at (1992:142) dalam Sutari, dkk (1997:18-19)
menyimak ialah suatu proses yang mencakup kegiatanmendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksiatas makna yang terkandung di dalamnya.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian menyimak adalah kegiatan mendengarkan serta memahami informasi yang di sampaikan oleh si pembicara atau pembaca, dengan kata lain seseorang dikatakan sudah menyimak apabila dia sudah mengerti dan mendapatkan informasi dari apa yang telah di simaknya

B.     Tujuan Menyimak
Menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai oleh manusia sebelum menguasai keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. (Jurnal pendidikan penabur: 2008). Menyimak sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa memiliki tujuan untuk memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang hendak disampaikan oleh pembicara  melalui ujaran. Tujuan pembelajaran   menyimak ialah memperkaya kosa kata anak sehingga membantu siswa ketika belajar membaca dan menulis.
Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa memiliki tujuan tertentu. Menurut  Tarigan (2008:22) tujuan menyimak dibagi dalam 6 bagian yaitu:
1)      Mendapatkan Fakta
            Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang diperoleh melalui kegiatan menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.
          Mendapatkan fakta dapat dilakukan melalui berbagai cara, bias melalui keterampilan membaca bias juga melalui keterampilan menyimak, berbagai lembaga baik pemerintah maupun swasta, mendapatkan fakta atau informasi melalui kegiatan dalam bentuk seniman, diskusi, symposium, kongresdan sebagainya. (Iche Dkk: 1998:22).
2)      Menganalisis Fakta
            Tujuan lain dari menyimak ialah menganalisis fakta, yaitu proses menaksir fakta-fakta atau informasi sampai pada tingkat unsur-unsurnya, menaksir sebab akibatv yang terkandung dalam fakta-fakta itu. Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu dianalisis. Harus jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan.

3)      Mengevaluasi Fakta
            Tujuan ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah pertanyaan seperti antara lain :
a.       Benarkah fakta yang diajukan?
b.      Relevankah fakta yang diajukan?
c.       Akuratkah fakta yang disampaikan?
                        Apabila fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima.
4)      Mendapatkan Inspirasi
            Adakalanya orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti, dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif, sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh periklanan, salesman dsb.
5)      Menghibur Diri
            Sejumlah penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena itulah mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup Srimulat.

6)      Meningkatkan Kemampuan Berbicara
            Tujuan menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi:
a.       Cara mengorganisasikan bahan pembicaraan
b.      Cara penyampaian bahan pembicaraan
c.       Cara memikat perhatian pendengar
d.      Cara mengarahkan perhatian pendengar
e.       Cara menggunakan alat-alat bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
f.       Cara memulai dan mengakhiri pembicaraan
                        Semua hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan berbicara.
Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara lain sebagai berikut :
1.              Menyimak untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
2.              Menyimak untuk memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada penikmatan terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
3.              Menyimak untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menilai apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak logis, dan lain-lain).
4.              Menyimak untuk mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita, pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan).
5.              Menyimak untuk mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6.              Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar si penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
7.              Menyimak untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
8.              Menyimak untuk meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan lain, dia menyimak secara persuasif.
            Tarigan (dalam Sutari, dkk. 1997:117–118) mengemukakan beberapa alasan yang menyebabkan pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik, yaitu:
a.       Pelajaran menyimak relatif baru dinyatakan dalam kurikulum sekolah.
b.      Teori, prinsip, dan generalisasi mengenai menyimak belum banyak diungkapkan.
c.       Pemahaman terhadap apa dan bagaimana menyimak itu masih minim.
d.      Buku teks dan buku pegangan guru dalam pembelajaran menyimak sangat langka.
e.       Guru-guru bahasa Indonesia kurang berpengalaman dalam melaksanakan pengajaran menyimak.
f.       Bahan pengajaran menyimak sangat kurang.
g.      Guru-guru bahasa Indonesia belum terampil menyusun bahan pengajaran menyimak.
h.      Jumlah murid per kelas terlalu besar.
a.       Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informative (informative discourse).
b.      Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasive (persuasive discourse).
c.       Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer (wacana kesastraan atau literary discourse).
d.      Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut wacana ekspresif (expressive discourse).
Selanjutnya menurut Hugo Hartig dalam Tarigan (2008:25) ada tujuh tujuan menulis yaitu, a) assignment purpose (tujuan penugasan), b) altruistic purpose (tujuan altruistic), c) persuasive purpose (tujuan persuasif), d) informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan), e) self-ekspressive purpose (tujuan pernyataaan diri, f) creative purpose (tujuan kreatif), g) problem-solving (tujuan pemecahan masalah).
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan tujuan menuyimak adalah cara untuk mencari informasi secara langsung dari berbagai sumber serta memahami pesan yang ada pada proses menyimak tersebut.

C.    Manfaat menyimak
Berikut ini terdapat beberapa manfaat atau fungsi dalam melaksanakan kegiatan menyimak.
1.      Membuat hubungan antar pribadi lebih efektif
2.      Memperoleh informasi yang ada hubungan atau sangkut pautnya dengan pekerjaan atau profesi
3.      Dapat memberikan respon yang tepat
4.      Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan-keputusan yang masuk akal
                 
D.    Proses Keterampilan Menyimak
Hernowo (2004:47) dalam buku terampil berbahasa, dengan ringkas-ringkas mengingatkan kita tentang pentingnya menyimak bahwa, menurut pakar komunikasi mendengar-menyimak listening ini menjadi pilar utama dalam berkomunikasi dan kepentingannya kadang, melebihi berbicara, membaca dan menulis.
1.      Tahap mendengar (hearing)
2.      Tahap memahami (understanding)
3.      Tahap menginterpretasi (interpreting)
4.      Tahap mengevaluasi (evaluating)
5.      Tahap menanggapi (responding)

E.     Jenis-jenis Keterampilan Menyimak
1.      Menyimak Ekstensif
Menyimak Ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru. Jenis menyimak ini dapat digunakan bagi dua jenis tujuan yang berbeda:
a.       Untuk menagkap atau mengingat kembali bahan yang telah dikenal atau diketahui dalam suatu lingkungan baru dengan cara yang baru
b.      Dapat pula member kesempatan bagi para siswa mendengar dan menyimak butir-butir kosakata dan struktur-struktur yang masih asing atau baru baginya yang terdapat dalam arus ujaran yang berada di dalam jangkauan dan kapasitasnya untuk menanganinya
Menyimak jenis ini diantaranya adalah sebagai berikut:
1)      Menyimak social/konvensional/sopan
Menyimak jenis ini biasanya berlangsung dalam situasi social. Menyimak social ini berlangsung dalam beberapa fase yakni menyimak social, sekunder dan estetik
Menyimak social ini juga mencakup dua hal:
1.      Menyimak secara sopan santun dan dengan penuh perhatian terhadap percakapan atau obrolan dalam situasi-situasi social dengan suatu maksud
2.      Menyimak serta memahami peranan-peranan pembicara dan penyimak dalam proses komunikasi tersebut (Anderson:1972:69)
2)      Menyimak sekunder (secondary listening)
Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan  (casual listening) dan secara ektensif (extensive listening)
3)      Menyimak estetik (aesthetic listening) atau menyimak Apresiatif
Menyimak estetik ini mencakup:
a.       Menyimak music, puisi, pembacaan bersama atau drama, radio dan rekaman-rekaman.
b.      Menikmati cerita, puisi, teka-teki, gemerincing irama, dan lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru, siswa maupun actor (Dawson (etall), 1963:153)
4)      Menyimak pasif
Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai suatu bahasa.
      
2.      Menyimak Intensif
Menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan yang jauh lebih diawas, dikontrol terhadap suatu hal tertentu. Dalam hal ini harus diadakan suatu pembagian penting sebagai berikut:
a.       Menyimak intensif ini terutama sekali dapat diarahkan pada butir-butir bahwa sebagai bagian dari program pengajaran bahasa atau
b.      Terutama sekali dapat diarahkan pada pemahaman serta pengertian umum
Jenis-jenis menyimak yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah sebagai berikut:
1.      Menyimak kritis
Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupaya untuk mencari keslahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.
Berikut ini 10 usaha menyimak kritis:
1)      Memperhatikan ketepatan bahasa ujaran
2)      Menentukan alasan-alasan mengapa
3)      Memahami makna petunjuk konteks
4)      Membedakan fakta dengan fantasi
5)      Menarik kesimpulan
6)      Membuat keputusan
7)      Menemukan pemecahan masalah
8)      Menentukan informasi baru
9)      Menginterpretasi ungkapan, idiom, istilah baru
10)  Bertindak objektif dan evaluatik
Situai-situasi yang menuntut kita menyimak kritis:
a.       Pidato-pidato politis
b.      Pidato-pidato filosofis
c.       Kata-kata memikat dari tukang obral
Berikut ini merupakan empat konsep menyimak kritis:
a.       Pembicara mendukung masalah yang dikemukakan
b.      Pembicara  Mendemontrasikan keyakinannya
c.       Pembicara  Berfikir secara deduktif
2.      Menymak konsentratif (a study type listening)
Kegiatan menyimak yang sejenis dengan telaah. Berikut ini adalah aneka kegiatan menyimak konsentratif.
a.       Mencari hubungan
b.      Mencari informasi
c.       Memperoleh pemahaman
d.      Manghayati ide-ide
e.       Memahami urutan ide-ide
f.       Mencatat fakta-fakta
g.      Mengikuti petunjuk
3.      Menyimak kreatif (creative listening)
Menyimak kreatif adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya (dawson (et all), 1963:153)
Kegiatan menyimak kreatif diantaranya:
a.       Mengasosiasikan makna-makna dengan pengalaman menyimak
b.      Merekonstruksi imaji-imaji visual sementara menyimak
c.       Mengadaptasikan imaji dengan pikiran imajinatif dalam karya
d.      Memecahkan masalah, memeriksa dan mengujinya.
4.      Menyimak eksplorasif
Menyimak eksplorasif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit. Kegiatan menyimak eksplorasif ini meliputi:
1.      Menemukan hal baru
2.      Menemukan Informasi tambahan
3.      Menemukan isu menarik
5.      Menyimak interogatif
Menymak interogatif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara karena sang penyimak akan mengajukan sebanyak pertanyaan.
Dalam kegiatan menyimak interogatif ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan informasi dengan cara menginterogasi atau menanyai sang pembicara 9dawson [et all], 1963:153)
6.      Menyimak selektif
Alasan mengapa kita harus menyimak secara selektif:
1)      Kita jarang sekali mendapat kesempatan untuk berpratisipasi secara sempurna dalam suatu kebudayaan asing dan oleh karena itu hidup kita yang berisi dan bersegi ganda itu turut mengganggu kapasitas kita untuk menyerap
2)      Kebiasaan-kebiasaan kita kini cenderung membuat kita menginterpretasikan kembali rangsangan-rangsangan akustik yang disampaikan oleh telinga kita ke otak kita dan karenanya kita memperoleh suatu impresi yang dinyatakan dengan tidak sebenarnya terhadap bahasa asing.
Cirri-ciri bahasa yang hendaknya disimak selektif:
a.        Nada suara
b.      Bunyi-bunyi asing
c.       Bunyi-bunyi yang bersamaan
d.      Kata dan frasa
e.       Bentuk-bentuk ketatabahasaan.

F.     Strategi Keterampilan Menyimak




BAB
III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Menyimak erupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi secara langsung, bias bertatap secara langsung dengan orang lain. Menyimak juga memiliki beberapa tujuan dan jenis-jenis. Proses pembelajaran menyimak juga harus diperhatikan guru supaya aktivitas pembelajaran dapat dilakukan secara efektif. Ada beberapa strategi dalam pembelajaran menyimak agar dapat memperoleh informasi dengan baik.
2.      Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dalam makalah ini yaitu, guru perlu meningkatkan minat menyimak siswa untuk melancarkan kegiatan menyimak, mengurangi kejenuhan, dan mengatasi kesulitan belajar dengan model pembelajaran yang bervariasi yang akan merangsang siswa untuk beraktivitas secara optimal dalam pembelajaran.seperti memperbaharui materi-materi yang akan di sampaikan kepada siswa dengan demikian proses pembelajaran menyimak akan terasa lebih menyenangkan.










 
DAFTAR PUSTAKA

Tarigan,H.G.2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung
Depdikbud. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Syukur. Ghazali. 2010. Pembelajaran Keterasmpilan Berbahasa. Bandung: Rafika Aditama.
Syukur, Ghazali.2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa, Bandung: rafika aditama. Bandung

Mulyono Abdurrahman. Pendidikan bagi anak berkesulitan belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009.
Asri Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005.
Widodo, J. Suwandi, S. Tarjana S, S.2013.Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra http://jurnal.pasca.uns.ac.id (online) Diakses tanggal 18 Oktober 2014