BAB
I
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menyimak adalah
suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi serta memahami maksud komunikasi yang tidak disampaikan oleh si
pembicara melalui ujian atau bahasa lisan. (Tarigan:2008:4)
dan menuangkan
pemikiran tersebut dalam bentuk wacana (karangan). Menurut Cochran (1993)
menulis yang bagus tidak hanya mengoreksi pada ejaan, tata bahasa dan tanda
baca, juga dimaksudkan mengekspresikan gagasan-gagasan secara tertulis (Farida
Rahim, dkk, 2009).
Banyak guru
khususnya guru SD sering mengeluh tentang kemampuan menyimak siswanya. Guru
sering mengeluhkan keterbatasan siswanya dalam menangkap dan m dan menggunakan
kata yang tepat. Disamping itu, guru juga mengalami kesulitan dalam menggunakan
ejaan yang benar dalam menulis.
Oleh karena itu,
penulisan makalah ini dilatar belakangi oleh pentingnya belajar menulis yang
baik dan ingin menambah pengetahuan tentang membelajarkan kemampuan menulis
siswa di sekolah dasar.
B. Rumusan
Masalah
Dalam penulisan
makalah ini, penulis memberikan batasan masalah, antara lain:
a. Apa
pengertian menyimak?
b. Apa
tujuan menyimak?
c. Apa
manfaat menyimak?
d. Bagaimana
proses pembelajaran menyimak?
e. Apa
saja jenis-jenis menyimak?
f. apa
saja strategi menyimak?
B.
Tujuan
Penulisan
a. Untuk
mengetahui pengertian menyimak
b. Untuk
mengetahui tujuan menyimak
c. Untuk
mengetahui manfaat menyimak
d. Untuk
mengetahui proses menyimak
e. Untuk
mengetahui jenis-jenis menyimak
f. Untuk
mengetahui strategi pembelajaran menyimak
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Menyimak
Salah satu
diantara empat keterampilan berbahasa adalah menyimak. Untuk membedakan dengan
keterampilan berbahasa yang lain, menyimak memiliki pengertian tersendiri.
Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak
disampaikan oleh si pembicara melalui ujian atau bahasa lisan. (Tarigan, 2008:3).
Selanjutnya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menyimak merupakan mendengarkan
(memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. (KBBI: 2003:
1066).
Kundharu
Soddhono (2012) dalam Papaka
(1976:77) menjelaskan bahwa menyimak yaitu kegiatan berbahasa manusia yang di
anggap paling mudah dikenali adalah bahasa lisannya, komunikasi verbal dan berbicara
merupakan komunikasi yang paling efektif dan efisien.
Menyimak adalah mendengarkan secara langsung ucapan atau
petunjuk dari pendidik tentang cara melafalkan
kata-kata atau kalimat
dengan fasih dan benar dan sekaligus mempelajari artinya. (Jurnal Hunafa, 2010).
Menurut
beberapa pendapat para ahli dalam Syukur Ghazali pengertian menyimak yaitu:
1.Menurut H.G. Tarigan
Menyimak adalah
suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan
oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2.Menurut Drs. Hanapi Natasasmita
Menyimak adalah
mendengarkan secara khusus dan terpusat pada objek yang disimak.
3.Menurut Djago Tarigan
Menyimak dapat
didefinisikan sebagai suatu aktifitas yang mencakup kegiatan mendengar dari
bunyi bahasa, mengidentifikasi, menilik, dan mereaksikan atas makna yang
terkandung dalam bahan simakan.
4.Menurut Russel & Russel
Menyimak bermakna
mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi.
5.Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (W.J.S. Poerwadarminta)
Menyimak adalah
mendengarkan (mempertahankan apa yang diucapkan orang), menyimak adalah latihan
mendengarkan baik-baik.
6.Menurut Anderson dalam Tarigan (1994:28)
menyimak sebagai
proses besarmendengarkan, mengenal, serta menginterpretasikan lambang-lambang
lisan.
7.Akhadi-at (1992:142) dalam Sutari, dkk (1997:18-19)
menyimak ialah
suatu proses yang mencakup kegiatanmendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasikan, dan mereaksiatas makna yang terkandung di dalamnya.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa pengertian menyimak adalah kegiatan mendengarkan serta memahami informasi
yang di sampaikan oleh si pembicara atau pembaca, dengan kata lain seseorang
dikatakan sudah menyimak apabila dia sudah mengerti dan mendapatkan informasi
dari apa yang telah di simaknya
B.
Tujuan
Menyimak
Menyimak
merupakan keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai oleh manusia
sebelum menguasai keterampilan berbicara, membaca, dan menulis. (Jurnal
pendidikan penabur: 2008). Menyimak
sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa memiliki tujuan untuk memperoleh informasi,
menangkap isi serta memahami makna
komunikasi yang hendak disampaikan oleh pembicara melalui ujaran.
Tujuan pembelajaran menyimak ialah memperkaya kosa kata anak sehingga membantu
siswa ketika belajar membaca dan menulis.
Menyimak sebagai
suatu keterampilan berbahasa memiliki tujuan tertentu. Menurut Tarigan (2008:22) tujuan menyimak dibagi dalam
6 bagian yaitu:
1) Mendapatkan Fakta
Pengumpulan fakta dapat dilakukan dengan berbagai
cara. Kegiatan pengumpulan fakta atau informasi melalui menyimak dapat berwujud
dalam berbagai variasi. Misalnya mendengarkan radio, televisi, penyampaian
makalah dalam seminar, pidato ilmiah, percakapan dalam keluarga, percakapan
dengan tetangga, percakapan dengan teman sekerja, sekelas dsb. Kegiatan
pengumpulan fakta atau informasi ini di kalangan pelajar dan mahasiswa banyak
sekali dilakukan melalui menyimak. Fakta yang diperoleh melalui kegiatan
menyimak ini kemudian dilengkapi dengan kegiatan membaca atau mengadakan eksperimen.
Mendapatkan fakta dapat
dilakukan melalui berbagai cara, bias melalui keterampilan membaca bias juga
melalui keterampilan menyimak, berbagai lembaga baik pemerintah maupun swasta,
mendapatkan fakta atau informasi melalui kegiatan dalam bentuk seniman,
diskusi, symposium, kongresdan sebagainya. (Iche Dkk: 1998:22).
2) Menganalisis
Fakta
Tujuan
lain dari menyimak ialah menganalisis fakta, yaitu proses menaksir fakta-fakta
atau informasi sampai pada tingkat unsur-unsurnya, menaksir sebab akibatv yang
terkandung dalam fakta-fakta itu. Fakta atau informasi yang telah terkumpul perlu
dianalisis. Harus jelas kaitan antar unsur fakta, sebab dan akibat apa
yang terkandung di dalamnya. Apa yang disampaikan pembicara harus dikaitkan
dengan pengetahuan atau pengalaman menyimak dalam bidang yang relevan.
3) Mengevaluasi
Fakta
Tujuan
ketiga dalam suatu proses menyimak adalah mengevaluasi fakta-fakta yang
disampaikan pembicara. Dalam situasi ini penyimak sering mengajukan sejumlah
pertanyaan seperti antara lain :
a. Benarkah fakta yang diajukan?
b. Relevankah fakta yang diajukan?
c. Akuratkah fakta yang
disampaikan?
Apabila
fakta yang disampaikan pembicara sesuai dengan kenyataan, pengalaman dan
pengetahuan penyimak maka fakta itu dapat diterima.
4) Mendapatkan
Inspirasi
Adakalanya
orang menghadiri suatu konvensi, pertemuan ilmiah atau jamuan tertentu, bukan
untuk mencari atau mendapatkan fakta. Mereka menyimak pembicaraan orang lain
semata-mata untuk tujuan mencari ilham. Penyimak seperti ini biasanya orang
yang tidak memerlukan fakta baru. Yang mereka perlukan adalah sugesti,
dorongan, suntikan semangat, atau inspirasi guna pemecahan masalah yang sedang
mereka hadapi. Mereka ini sangat mengharapkan pembicara yang isnpiratif,
sugestif dan penuh gagasan orisinal. Pembicaraan yang semacam ini dapat muncul
dari tokoh-tokoh yang disegani, dari direktur perusahaan, orator ulung, tokoh
periklanan, salesman dsb.
5) Menghibur Diri
Sejumlah
penyimak datang menghadiri pertunjukan seperti bioskop, sandiwara, atau percakapan
untuk menghibur diri. Mereka ini adalah orang-orang yang sudah lelah letih dan
jenuh. Mereka perlu penyegaran fisik dan mental agar kondisinya pulih. Karena
itulah mereka menyimak untuk tujuan menghibur diri. Sasaran yang mereka pilih
pun tertentu, misalnya menyimak pembicaraan cerita-cerita lucu, banyolan
percakapan pelawak, menonton pertunjukan yang kocak seperti yang dibawakan Grup
Srimulat.
6) Meningkatkan
Kemampuan Berbicara
Tujuan
menyimak yang lain yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Dalam hal
ini penyimak memperhatikan seseorang pembicara pada segi:
a. Cara mengorganisasikan bahan
pembicaraan
b. Cara penyampaian bahan pembicaraan
c. Cara memikat perhatian
pendengar
d. Cara mengarahkan perhatian pendengar
e. Cara menggunakan alat-alat
bantu seperti mikrofon, alat peraga dsb.
f. Cara memulai dan mengakhiri
pembicaraan
Semua
hal tersebut diperhatikan oleh penyimak dan kemudian dipraktikkan. Menyimak
yang seperti inilah yang disebut menyimak untuk tujuan peningkatan kemampuan
berbicara.
Menurut Logan (dalam Tarigan 1994:56) tujuan menyimak beraneka ragam antara
lain sebagai berikut :
1.
Menyimak untuk
belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar dia dapat memperoleh
pengetahuan dari bahan ujaran sang pembicara.
2.
Menyimak untuk
memperoleh keindahan audial, yaitu menyimak dengan penekanan pada penikmatan
terhadap sesuatu dari materi yang diujarkan atau yang diperdengarkan atau
dipagelarkan (terutama dalam bidang seni).
3.
Menyimak untuk
mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat menilai
apa-apa yang disimak itu (baik-buruk, indah-jelek, tepat-ngawur, logis-tak
logis, dan lain-lain).
4.
Menyimak untuk
mengapresiasi simakan, yaitu menyimak dengan maksud agar si penyimak dapat
menikmati serta menghargai apa-apa yang disimaknya itu (pembacaan cerita,
pembacaan puisi, musik dan lagu, dialog, diskusi panel, dan perdebatan).
5.
Menyimak untuk
mengkomunikasikan ide-idenya sendiri, yaitu menyimak dengan maksud agar si
penyimak dapat mengkomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan, maupun
perasaan-perasaannya kepada orang lain dengan lancar dan tepat.
6.
Menyimak untuk
membedakan bunyi-bunyi, yaitu menyimak dengan maksud dan tujuan agar si
penyimak dapat membedakan bunyi-bunyi dengan tepat mana bunyi yang membedakan
arti (distingtif) dan mana bunyi yang tidak membedakan arti. Biasanya ini
terlihat nyata pada seseorang yang sedang belajar bahasa asing yang asyik
mendengarkan ujaran pembicara asli (native speaker).
7.
Menyimak untuk
memecahkan masalah secara kreatif dan analisis, sebab dari sang pembicara dia
mungkin memperoleh banyak masukan berharga.
8.
Menyimak untuk
meyakinkan, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau
pendapat yang selama ini diragukan oleh si penyimak ragukan; dengan perkataan
lain, dia menyimak secara persuasif.
Tarigan
(dalam Sutari, dkk. 1997:117–118) mengemukakan beberapa alasan yang menyebabkan
pembelajaran menyimak belum terlaksana dengan baik, yaitu:
a. Pelajaran menyimak relatif baru
dinyatakan dalam kurikulum sekolah.
b. Teori, prinsip, dan generalisasi
mengenai menyimak belum banyak diungkapkan.
c. Pemahaman terhadap apa dan
bagaimana menyimak itu masih minim.
d. Buku teks dan buku pegangan guru
dalam pembelajaran menyimak sangat langka.
e. Guru-guru bahasa Indonesia
kurang berpengalaman dalam melaksanakan pengajaran menyimak.
f. Bahan pengajaran menyimak
sangat kurang.
g. Guru-guru bahasa Indonesia belum
terampil menyusun bahan pengajaran menyimak.
h. Jumlah murid per kelas terlalu besar.
a. Tulisan
yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informative (informative discourse).
b. Tulisan
yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuasive (persuasive discourse).
c. Tulisan
yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan
estetik disebut tulisan literer (wacana kesastraan atau literary discourse).
d. Tulisan
yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-api disebut
wacana ekspresif (expressive discourse).
Selanjutnya
menurut Hugo Hartig dalam Tarigan
(2008:25) ada tujuh tujuan menulis yaitu, a) assignment purpose (tujuan penugasan), b) altruistic purpose (tujuan altruistic), c) persuasive purpose (tujuan persuasif), d) informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan), e)
self-ekspressive purpose (tujuan
pernyataaan diri, f) creative purpose
(tujuan kreatif), g) problem-solving (tujuan
pemecahan masalah).
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan tujuan
menuyimak
adalah cara untuk mencari informasi secara langsung
dari berbagai sumber serta memahami pesan yang ada pada proses menyimak
tersebut.
C.
Manfaat
menyimak
Berikut ini terdapat beberapa manfaat atau fungsi dalam melaksanakan
kegiatan menyimak.
1.
Membuat hubungan antar pribadi lebih
efektif
2.
Memperoleh informasi yang ada
hubungan atau sangkut pautnya dengan pekerjaan atau profesi
3.
Dapat memberikan respon yang tepat
4.
Mengumpulkan data agar dapat membuat
keputusan-keputusan yang masuk akal
D.
Proses
Keterampilan Menyimak
Hernowo
(2004:47) dalam buku terampil
berbahasa, dengan ringkas-ringkas mengingatkan kita tentang pentingnya menyimak
bahwa, menurut pakar komunikasi mendengar-menyimak listening ini menjadi pilar utama dalam berkomunikasi dan
kepentingannya kadang, melebihi berbicara, membaca dan menulis.
1. Tahap mendengar (hearing)
2. Tahap memahami (understanding)
3. Tahap menginterpretasi (interpreting)
4. Tahap mengevaluasi (evaluating)
5. Tahap menanggapi (responding)
E. Jenis-jenis Keterampilan Menyimak
1.
Menyimak Ekstensif
Menyimak Ekstensif adalah sejenis
kegiatan menyimak yang mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas
terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru.
Jenis menyimak ini dapat digunakan bagi dua jenis tujuan yang berbeda:
a. Untuk menagkap atau mengingat
kembali bahan yang telah dikenal atau diketahui dalam suatu lingkungan baru
dengan cara yang baru
b. Dapat pula member kesempatan bagi
para siswa mendengar dan menyimak butir-butir kosakata dan struktur-struktur
yang masih asing atau baru baginya yang terdapat dalam arus ujaran yang berada
di dalam jangkauan dan kapasitasnya untuk menanganinya
Menyimak jenis ini diantaranya
adalah sebagai berikut:
1) Menyimak social/konvensional/sopan
Menyimak jenis ini biasanya
berlangsung dalam situasi social. Menyimak social ini berlangsung dalam
beberapa fase yakni menyimak social, sekunder dan estetik
Menyimak social ini juga mencakup
dua hal:
1. Menyimak secara sopan santun dan
dengan penuh perhatian terhadap percakapan atau obrolan dalam situasi-situasi
social dengan suatu maksud
2. Menyimak serta memahami
peranan-peranan pembicara dan penyimak dalam proses komunikasi tersebut
(Anderson:1972:69)
2) Menyimak sekunder (secondary
listening)
Menyimak sekunder adalah sejenis
kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ektensif
(extensive listening)
3) Menyimak estetik (aesthetic
listening) atau menyimak Apresiatif
Menyimak estetik ini mencakup:
a. Menyimak music, puisi, pembacaan
bersama atau drama, radio dan rekaman-rekaman.
b. Menikmati cerita, puisi, teka-teki,
gemerincing irama, dan lakon-lakon yang dibacakan atau diceritakan oleh guru,
siswa maupun actor (Dawson (etall), 1963:153)
4) Menyimak pasif
Menyimak pasif adalah penyerapan
suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada
saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala,
berlatih santai, serta menguasai suatu bahasa.
2.
Menyimak Intensif
Menyimak intensif diarahkan pada
suatu kegiatan yang jauh lebih diawas, dikontrol terhadap suatu hal tertentu.
Dalam hal ini harus diadakan suatu pembagian penting sebagai berikut:
a. Menyimak intensif ini terutama
sekali dapat diarahkan pada butir-butir bahwa sebagai bagian dari program
pengajaran bahasa atau
b. Terutama sekali dapat diarahkan pada
pemahaman serta pengertian umum
Jenis-jenis menyimak yang termasuk
ke dalam kelompok ini adalah sebagai berikut:
1. Menyimak kritis
Menyimak kritis adalah sejenis
kegiatan menyimak yang berupaya untuk mencari keslahan atau kekeliruan bahkan
juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan
alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat.
Berikut ini 10 usaha menyimak
kritis:
1) Memperhatikan ketepatan bahasa
ujaran
2) Menentukan alasan-alasan mengapa
3) Memahami makna petunjuk konteks
4) Membedakan fakta dengan fantasi
5) Menarik kesimpulan
6) Membuat keputusan
7) Menemukan pemecahan masalah
8) Menentukan informasi baru
9) Menginterpretasi ungkapan, idiom, istilah
baru
10) Bertindak
objektif dan evaluatik
Situai-situasi yang menuntut kita
menyimak kritis:
a. Pidato-pidato politis
b. Pidato-pidato filosofis
c. Kata-kata memikat dari tukang obral
Berikut ini merupakan empat konsep
menyimak kritis:
a. Pembicara mendukung masalah yang
dikemukakan
b. Pembicara Mendemontrasikan
keyakinannya
c. Pembicara Berfikir secara
deduktif
2. Menymak konsentratif (a study type
listening)
Kegiatan menyimak yang sejenis
dengan telaah. Berikut ini adalah aneka kegiatan menyimak konsentratif.
a. Mencari hubungan
b. Mencari informasi
c. Memperoleh pemahaman
d. Manghayati ide-ide
e. Memahami urutan ide-ide
f. Mencatat fakta-fakta
g. Mengikuti petunjuk
3.
Menyimak kreatif (creative listening)
Menyimak kreatif adalah sejenis
kegiatan dalam menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi
imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta
perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang
disimaknya (dawson (et all), 1963:153)
Kegiatan menyimak kreatif
diantaranya:
a. Mengasosiasikan makna-makna dengan
pengalaman menyimak
b. Merekonstruksi imaji-imaji visual
sementara menyimak
c. Mengadaptasikan imaji dengan pikiran
imajinatif dalam karya
d. Memecahkan masalah, memeriksa dan
mengujinya.
4. Menyimak eksplorasif
Menyimak eksplorasif adalah sejenis
kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah
dan lebih sempit. Kegiatan menyimak eksplorasif ini meliputi:
1. Menemukan hal baru
2. Menemukan Informasi tambahan
3. Menemukan isu menarik
5. Menyimak interogatif
Menymak interogatif adalah sejenis
kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi,
pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara karena
sang penyimak akan mengajukan sebanyak pertanyaan.
Dalam kegiatan menyimak interogatif
ini sang penyimak mempersempit serta mengarahkan perhatiannya pada pemerolehan
informasi dengan cara menginterogasi atau menanyai sang pembicara 9dawson [et
all], 1963:153)
6. Menyimak selektif
Alasan mengapa kita harus menyimak
secara selektif:
1) Kita jarang sekali mendapat kesempatan
untuk berpratisipasi secara sempurna dalam suatu kebudayaan asing dan oleh
karena itu hidup kita yang berisi dan bersegi ganda itu turut mengganggu
kapasitas kita untuk menyerap
2) Kebiasaan-kebiasaan kita kini
cenderung membuat kita menginterpretasikan kembali rangsangan-rangsangan
akustik yang disampaikan oleh telinga kita ke otak kita dan karenanya kita
memperoleh suatu impresi yang dinyatakan dengan tidak sebenarnya terhadap
bahasa asing.
Cirri-ciri bahasa yang hendaknya
disimak selektif:
a. Nada suara
b. Bunyi-bunyi asing
c. Bunyi-bunyi yang bersamaan
d. Kata dan frasa
e. Bentuk-bentuk ketatabahasaan.
F.
Strategi
Keterampilan Menyimak
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Menyimak erupakan
suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi
secara langsung, bias bertatap secara langsung dengan orang lain. Menyimak juga
memiliki beberapa tujuan dan jenis-jenis. Proses pembelajaran menyimak juga
harus diperhatikan guru supaya aktivitas pembelajaran dapat dilakukan secara
efektif. Ada beberapa strategi dalam pembelajaran menyimak agar dapat
memperoleh informasi dengan baik.
2.
Saran
Adapun saran
yang dapat disampaikan dalam makalah ini yaitu, guru perlu meningkatkan minat
menyimak siswa untuk melancarkan kegiatan menyimak, mengurangi kejenuhan, dan
mengatasi kesulitan belajar dengan model pembelajaran yang bervariasi yang akan
merangsang siswa untuk beraktivitas secara optimal dalam pembelajaran.seperti
memperbaharui materi-materi yang akan di sampaikan kepada siswa dengan demikian
proses pembelajaran menyimak akan terasa lebih menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Tarigan,H.G.2008.
Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung
Depdikbud.
2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Syukur. Ghazali. 2010. Pembelajaran Keterasmpilan Berbahasa.
Bandung: Rafika Aditama.
Syukur, Ghazali.2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa,
Bandung: rafika aditama. Bandung
|
Asri Budiningsih. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2005.
Widodo,
J. Suwandi, S. Tarjana S, S.2013.Jurnal
Pendidikan Bahasa dan Sastra http://jurnal.pasca.uns.ac.id
(online) Diakses tanggal 18 Oktober 2014